Jumat, 04 Desember 2009

Menjaga Akidah dari Aliran Sesat II


Menyambung prinsip pertama dalam berkomitmen terhadap Islam, yaitu mengislamkan aqidah kita, maka pada prinsip kedua adalah mengislamkan ibadah kita.
Didalam Islam, ibadah merupakan puncak ketundukan dan pengakuan atas keagungan dzat yang diibadahi. Ibadah merupakan tangga penghubung antara Al Kholiq (Pencipta) dengan makhluknya. Ibadah juga memiliki dampak yang besar pada diri manusia dalam berinteaksi dengan sesama makhlukNya. Dalam hal ini sama saja antara Rukun Islam (Syahadat, shalat, puasa, zakat, haji) dengan seluruh ibadah lainnya yang dilakukan manusia yang ditujukan untuk mencapai ridloNya dan melaksanakan syari’atNya

Logika Islam menghendaki agar seluruh kehidupan merupakan pengabdian (ibadah) dan ketaatan. Dan itulah yang dimaksud dengan firman Alloh :
“Dan tidak lah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaKu. Aku tidak menginginkan rizki dari mereka dan Aku tidak menginginkan mereka memberi makan kepadaKu. Sesungguhnya Alloh, Dia-lah pemberi rizki yang memiliki  kekuatan yang kokoh.” (QS Adz Zariyat:6)

Dan firmannya :”Katakanlah : Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Alloh, Tuhan semesta alam.” (QS Al An’am:162)

Untuk itu agar kita dapat mengislamkan ibadah kita, maka kita harus :
  1. Menjadikan ibadah saya hidup dan bersambung kepada Alloh, dzat yang kita ibadahi dan ini merupakan taraf ihsan dalam ibadah. Rosululloh saw pernah ditanya tentang  ihsan, beliau menjawab :  “ engkau beribadah kepada Alloh (dengan sikap) seolah - olah engkau melihatNya.Maka jika engkau tidak dapat melihatNya,sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR Bukhori dan Muslim)
  2. Menjadikan ibadah kita khusyu’ sehingga kita dapat merasakan hangatnya hubungan dan mesranya kekhusyu’an. A’isyah ra mengatakan :” Adalah Rosululloh saw berbicara dengan kami dan kamu berbicara dengan beliau. Tetapi apabila datang waktu shalat,seolah-olah beliau tidak     mengenal kami dan kami tidak mengenal beliau.” (HR Al Azdy).  Inilah yang diisyaratkan oleh sabda Rosululloh saw sbb : “Betapa banyak orang yang shalat, tetapi hanya mendapat bagian kelelahan dan kepenatan.” (HR An Nasa’i).     “Betapa banyak orang yang shaum(puasa) hanya mendapat bagian lapar dan dahaga”   (HR An Nasa’i)
  3. Beribadah dengan hati yang hadhir (penuh kesadaran) dan menjauhkan pemikiran tentang kesibukan dunia dan problematikanya yang terjadi disekitar kita.
  4. Tidak pernah merasa puas dan kenyang dengan beribadah. Kita harus mendekatkan diri kepada Alloh dengan ibadah-badah nafilah/sunah. Sesuai firman Alloh dalam hadits qudsy : “ Barang siapa yang memusuhi wali (kekasih) Ku, maka sungguh Aku telah mengumumkan perang terhadapnya. Dan tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepada Ku dengan sesuatu perbuatan yang lebi Aku cintai daripada apa-apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan seorang hambaKu terus menerus mendekatkan diri kepada Ku dengan ibadah-ibadah nafilah (sunah) sehingga Aku mencintainya. Maka jika Aku mencintainya, Akulah pendengarannya yang dengannya ia mendengar; Aku lah penglihatannya yang dengannya ia melihat; Akula tangannya yang dengannya ia memukul; dan Akulah kakinya dang dengannya ia berjalan. Kalau ia meminta kepada Ku, niscaya Aku beri dan jika ia meminta perlindungan kepada Ku niscaya Aku lindungi.” (HR Muslim)
  5. Memelihara qiyaamullail (shalat malam) dan melatih diri agar terbiasa melakukannya. karena qiyaamullail merupakan salah satu pembangkit iman yang paling kuat    diantara ibadah-ibadah nafilah yang dianjurkan secara kontinyu.  Firman-firmannya :   “Sesungguhnya bangun diwaktu malam itu lebihbesar pengaruhnya dan bacaan di    waktu itu lebih berkesan” ( QS Al Muzamil:6)     “Keadaan mereka (orang mu’min) sedikit tidur dimalam hari dan dipagi hari mereka     beristighfar.” (QS Adz Dzariyat: 17-18)     “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Rabb nya dengan penuh rasa takut dan harap dan mereka menginfakkan sebagian  rizki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS As Sajadah: 16).
  6. Mempunyai waktu khusus untuk mengkaji dan merenungkan Al Quraan terutama di waktu subuh karena Alloh berfirman : “Sesungguhnya bacaan Al Quraan di  waktu subuh itu disaksikan (oleh para malaikat).” (Al Isro’ :78) Sabda rosul : “Sesungguhnya Al Quran ini hidangan dari Alloh, maka terimalah hidanganNya semampu kamu. Sesungguhnya Al Quran ini tali Alloh, cahaya yang menerangi dan obat yang ampuh.Ia (Al Quran) merupakan pelindung bagi yang     memegang teguhnya, dan penyelamat bagi yang mengikutinya. Ia tidak menyimpang dan tidak bengkok. Keajaiban-keajaibannya tidak pernah berakhir. Tidak akan usang karena banyak dibaca. Bacalah ia, karena sesungguhnya Alloh akan memberi pahala kepadakalian atas bacaannya, satu huruf dengan sepuluh kali lipat kebaikan. Aku tidak mengatakan bahwa Alif laam miim satu huruf.”   (Diriwayatkan oleh Al Hakim).
  7. Menjadikan doa sebagai mi’roj (naik ke langit) kita kepada Alloh dalam setiap urusan kehidupan, karena doa itu sumsum ibadah. Dan kita harus memelihara doa yang dicontohkan Rosululloh. Firman Alloh : “Berdoalah kepada Ku niscaya Aku mengabulkan untuk kalian.” (QS Al Ghofur: 60)
         Bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar