Minggu, 23 Mei 2010

Ikatan Islam Bakal Terurai Simpul Demi Simpul

Rabu, 12/05/2010 19:38 WIB | email | print | share
Mengapa kekacauan di dunia dewasa ini begitu merebak? Coba perhatikan berbagai berita di media. Hampir semua mengabarkan kekacauan, perselisihan dan kezaliman. Sedemikian merebaknya kekacauan sampai-sampai di kalangan insan media di dunia barat berkembang suatu motto yaitu Bad News Is Good News (berita buruk adalah berita baik). Artinya berita yang mengandung kekacauan diyakini bakal mendatangkan profit bisnis. Bila suatu berita mengandung kebaikan, maka ia dianggap ”tidak menjual” Astaghfirullah..!!

Namun pertanyaan di atas belum terjawab... Mengapa hal ini terjadi di masa kita sekarang? Saudaraku, tidak perlu kita susah-susah mencari jawabnya. Silahkan simak pesan Nabi Muhammad saw berikut:
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
لَيُنْقَضَنَّ عُرَى الْإِسْلَامِ عُرْوَةً عُرْوَةً فَكُلَّمَا انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ
تَشَبَّثَ النَّاسُ بِالَّتِي تَلِيهَا وَأَوَّلُهُنَّ نَقْضًا الْحُكْمُ وَآخِرُهُنَّ الصَّلَاةُ
(AHMAD - 21139) : Dari Abu Umamah Al Bahili dari Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda: “Sungguh ikatan Islam akan terurai simpul demi simpul. Setiap satu simpul terurai maka manusia akan bergantunganpada simpul berikutnya. Yang pertama kali terurai adalah masalah hukum dan yang paling akhir adalah sholat."
Sebagaimana ditulis oleh Ahmad Thomson dalam bukunya Sistem Dajjal bahwa semenjak hampir satu abad yang lalu dunia memasuki suatu keadaan dimana nilai-nilai Rabbani dan Nabawy ditinggalkan dan nilai-nilai kekafiran alias Sistem Dajjal ditegakkan. Penulis muslim berkebangsaan Inggris ini dengan tegas berpandangan bahwa peradaban modern yang disetir oleh Dunia Barat Yahudi-Nasrani telah menyebabkan seluruh masyarakat dunia terjebak ke dalam suatu kehidupan yang mengingkari eksistensi Allah dan meyakini bahwa hidup ini hanyalah di dunia belaka. Sebagaimana Allah gambarkan mengenai kaum sekularis (orang-orang yang dunia-minded) di dalam Al-Qur’an:
وَقَالُوا مَا هِيَ إِلا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَا
إِلا الدَّهْرُ وَمَا لَهُمْ بِذَلِكَ مِنْ عِلْمٍ إِنْ هُمْ إِلا يَظُنُّونَ
Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (QS Al-Jatsiyah ayat 24)
Dari sejarah, kita dapati bahwa sebenarnya selama hampir empat-belas abad dunia berada dalam kebaikan karena dipimpin oleh orang-orang beriman yang senantiasa mengembalikan segenap urusan –baik pribadi maupun publik– kepada hukum Allah dan RasulNya. Para pemimpin tersebut berusaha keras untuk memimbing masyarakat menuju keridhaan Allah dan mengikuti sunnah NabiNya. Memang harus diakui bahwa selama masa itu terkadang ada saja khalifah-khalifah pemimpin ummat yang memiliki karakter bermasalah (baca:fajir), tapi secara formal otoritas kemasyarkatan pada masa itu masih menjunjung tinggi sumber utama rujukan ummat Islam, yaitu Al-Qur’an Al-Karim dan As-Sunnah An-Nabawiyyah. Sehingga secara garis besar ummat masih merasakan rahmat dan nikmatnya hidup di bawah naungan hukum Allah. Sehingga selama rentang waktu yang begitu panjang ummat masih menyerahkan ketaatan dan loyalitasnya kepada Ulil Amriminkum (pemegang urusan dari kalangan orang-orang beriman) sebagaimana diperintahkan Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ
وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ
وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا
”Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS An-Nisa ayat 59)
Namun semenjak dunia menyaksikan berdirinya berbagai negara berdasarkan konsep kebangsaan dan bukan lagi berlandaskan aqidah tauhid dan ibadah kepada Allah semata, maka mulailah dalam bidang hukum masing-masing nation-states tersebut meninggalkan hukum Allah dan RasulNya lalu berkreatifitas menyusun sendiri hukumnya masing-masing. Ada yang kurang kreatif sehingga begitu saja mengadopsi sistem hukum mantan penjajahnya, seperti Indonesia mengambil perangkat hukum Belanda sebagai hukum nasionalnya. Namun ada juga yang sedikit lebih kreatif dengan mengkombinasikan hukum mantan penjajahnya dengan hukum adat-setempat plus campuran hukum dari Al-Qur’an. Tetapi tidak ada yang secara murni dan konsekuen menjadikan hanya Al-Qur’an Al-Karim dan As-Sunnah An-Nabawiyyah sebagai rujukan tunggal hukum nasionalnya, apalagi dalam tataran aplikasinya.
Inilah salah satu tanda akhir zaman yang di-nubuwwah-kan (diprediksi) oleh Rasulullah saw di dalam hadits riwayat Imam Ahmad di atas. “Sungguh ikatan Islam akan terurai simpul demi simpul. Setiap satu simpul terurai maka manusia akan bergantungan pada simpul berikutnya. Yang pertama kali terurai adalah masalah hukum dan yang paling akhir adalah sholat."
Jelas sekali Nabi saw mengisyaratkan bahwa dekadensi penerapan ajaran Islam diawali dengan lepasnya simpul dalam masalah hukum. Dewasa ini kita menyaksikan bahwa tidak ada lagi tatanan masyarakat yang masih menerapkan hukum Islam secara murni dan konsekuen. Semua berlomba meninggalkan hukum Allah dan membanggakan hukum produk kelompok manusia masing-masing bangsa. Tanpa kecuali hal ini juga terjadi di negara-negara berpenduduk mayoritas muslim. Jika masyarakat diajak untuk kembali kepada penerapan syariat Islam atau kembali kepada hukum Allah dan RasulNya, maka kebanyakan orang menolaknya. Padahal sikap penolakan seperti yang mereka tunjukkan hanya pantas dilakukan oleh kaum munafik sebagaimana Allah jelaskan berikut:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ
رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنْكَ صُدُودًا
“Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.” (QS An-Nisa ayat 61)

Hukum Allah wajib ditegakkan karena hanya dengan menerapkan hukum Al-Qur’an sajalah kebenaran dan keadilan dapat diwujudkan. Banyak orang mengaku membela kebenaran dan keadilan, namun jika ditanya apa yang dia maksud dengan kebenaran dan keadilan, maka ia pasti akan menjawab selain Al-Qur-an. Padahal kebenaran dan keadilan hanya dapat wujud jika kita menegakkan hukum berlandaskan Kitab Allah, yakni Al-Qur’an.
وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلا
لا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
”Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al Qur'an), sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah-rubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-An’aam ayat 115)
Wajarlah bila hukum Al-Qur’an merupakan hukum satu-satunya yang benar dan adil, sebab seluruhnya bersumber dari Allah Yang Maha Benar lagi Maha Adil. Sedangkan hukum manusia merupakan hukum yang pati mengandung cacat dan ketidak-sempurnaan, sebab Allah sendiri menggambarkan manusia sebagai makhluk yang amat zalim lagi amat bodoh. Bagaimana mungkin manusia dengan karakter seperti itu akan sanggup memproduk hukum yang benar apalagi adil? Tidak mengherankan kalau di zaman ini kita temukan bahwa berbagai kezaliman dan perilaku bodoh merebak di tengah kehidupan masyarakat modern.
إِنَّا عَرَضْنَا الأمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَالْجِبَالِ
فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الإنْسَانُ
إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولا
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS Al-Ahzab ayat 72)
Saudaraku, dari terurainya simpul Islam yang paling pertama ini, maka kitapun menyaksikan terurainya berbagai simpul Islam lainnya. Sehingga dewasa ini tidak lagi mengagetkan bila kita mendapati seorang yang mengaku muslim dengan ringannya meninggalkan kewajiban paling asasi, yaitu sholat. Dan jika ini benar, berarti dewasa ini kita sedang menyaksikan realisasi hadits Nabi saw di atas di mana dari ikatan Islam paling awal –yaitu masalah hukum– hingga ikatan Islam paling akhir –yaitu sholat– semua telah terurai.
Saudaraku, marilah kita menjadikan ini sebagai ibrah agar kita memainkan peranan seoptimal mungkin untuk merajut kembali ikatan Islam simpul demi simpul. Dimulai dengan kita menghidupkan sholat wajib berjamaah dan di masjid hingga mengadvokasi wajibnya ummat kembali hanya tunduk kepada hukum Allah dan RasulNya dan meninggalkan hukum zalim lagi tidak cerdas bikinan manusia yang hanya menimbulkan kekacauan, melestarikan kemungkaran dan berfihak kepada kezaliman. Insya Allah.

*** www.eramuslim.com

Mengislamkan Ibadah

MENGISLAMKAN IBADAH KITA
Diringkas dari buku Komitmen Muslim terhadap Harakah Islamiyyah karya Fathi Yakan




Di dalam Islam, Ibadah merupakan puncak ketundukan dan dan pengakuan atas keagungan dzat yang diibadahi. Ibadah merupakan tangga penghubung antara Sang Pencipta dengan mahlukNya. Ibadah juga mempunyai dampak yang amat besar pada diri manusia dalam berinteraksi dengan sesama mahlukNya. Dalam hal ini, sama saja antara rukun Islam (yaitu syahadat, shalat, puasa dan haji) dengan seluruh ibadah lainnya yang dilakukan manusia yang ditujukan untuk mencapai ridhoNya dan melaksanakan syariatNya.

Logika Islam menghendaki agar seluruh kehidupan merupakan pengabdian (ibadah) dan ketaatan, sebagaimana firmanNya : “Dan tidaklah Aku jadikan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah (mengabdi) kepadaKu. Aku tidak menginginkan rizki dari mereka dan Aku tidak menginginkan mereka memberi makan kepadaKu. Sesungguhnya Aku (Allah) lah Pemberi rizki yang memiliki kekuatan yang kokoh.” (QS Adz Dzariyat:56).
Dan firmanNya :
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”  (QS Al An’am:162).

Agar dapat mengislamkan ibadah kita maka kita harus :

1. Menjadikan ibadah kita hidup dan bersambung dengan Allah. Dan iini merupakan taraf ihsan dalam ibadah. Rasullullah pernah ditanya tentang ihsan, jawab beliau : “ Engka beribadah kepada Allah dengan sikap seolah-olah engkau melihatNya. Maka jika engkau tidak dapat melihatNya, maka sesungguhnya Allah melihatmu.” (HR. Bukhari-Muslim).

2. Menjadikan ibadah kita khusu’ sehingga dapat merasakan hangatnya hubungan dan mesranya kekhusyu’an. A’isyah berkata :”Adalah Rasul saw biasa berbicara dengan kami dan kami berbicara dengan beliau, Tapi bila datang waktu shalat, seolah-olah beliau tidak mengenal kami dan kami tidak mengenal beliau.” (HR Al Azdy)

3. Beribadah denga hati yang penuh kesadaran dan menjauhkan pemikiran tentang kesibukan dunia dan problematika yang terjadi di sekitar kita.

4. Tidak pernah merasa puas dalam ibadah. Firman Allah dalam hadist qudsy : “Barang siapa memusuhi waliKu maka sesungguhnya Aku telah mengumumkan perang terhadapnya. Dan tidaklan seorang hamba mendekatkan diri kepadaKu dengan suatu perbuatan yang Aku lebih cintai daripada apa-apa yang telah aku wajibkan kepadanya. Dan seorang hambaKu terus menerus mendekatkan diri kepadaKu dengan ibadah-ibadah nafilah sehingga Aku mencintainya. Maka jika Aku mencintainya Akulah pendengarannya yang dengannya a mendengar, Akulah penglihatannya yang dengannya ia melihat, Akulah tangannya yang dengannya ia memukul, dan Akulah kakinya yang dengannya ia berjalan. Kalau ia meminta kepadaKu niscaya Aku beri dan jika ia meminta perlindungan kepadaKu niscaya akan Aku lindungi.” (HR Muslim).

5. Memelihara shalat malam dan melatih diri agar terbiasa melakukannya karena shalat malam (qiyaamullail) merupakan salah satu pembangit iman yang paling kuat (diantara ibadah-ibadah nafilah yang dianjurkan secara kontinyu). Maha benar Allah ketika berfirman : “Sesungguhnya bangun di waktu malam itu lebih besar pengaruhnya dan bacaan di waktu itulebih berkesan.” (QS Al Muzammil:6). Juga dalam QS Adz Dzariyyat :17-18 : “Keadaan mereka sedikit tidur di malam hari dan di pagi hari mereka istighfar.” Sedangkan dalam QS As Sajadah:16 ;” Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedanga mereka berdoa kepada Rabb nya dengan penuh rasa takut dan harap, dan mereka menginfakkan sebagian rizki yang Allah berikan kepada mereka.”

6.Mempunyai waktu khusus untuk mengkaji dan merenungkan Al Quran terutama diwaktu subuh.

7. Menjadikan do’a sebagai jalan menuju ke langit (mi’raj) kita kepada Allahdalam setiap urusan kehidupan, karena do’a adalah sumsum ibadah. Allah berfirman : “Berdoalah kepadaKu niscaya Aku mengabulkan untuk kalian.” (QS Al Ghofir:60)

Viva Palestina : Mereka Bertekad Untuk Sampai Gaza Walau Harus Berenang…

www.geraidinar.com / oleh Muhaimin Iqbal
Sunday, 23 May 2010 06:03 
Go to 
Gaza
Karena bukan situs berita, tidak biasanya GeraiDinar secara spesifik memuat suatu berita dari peristiwa-peristiwa penting dunia. Namun kali ini lain, saudara-saudara kita yang beruntung diberi kemudahan Allah untuk beramal baik secara maksimal – meninggalkan seluruh urusan duniawinya, saat ini sedang mencari keridloan Allah semata dengan berusaha menolong saudara-saudara kita yang teraniaya di bumi palestina khususnya Gaza.
Bentuk ke-iri-an saya atas apa yang sedang mereka lakukan, dan keinginan untuk bersama mereka dalam suka dukanya meskipun baru sebatas hanya dihati – karena fisik kita terjebak dengan berbagai urusan duniawi di tanah air – maka berita penting ini saya sajikan apa adanya dari saudara-saudara kita yang berada di kapal tersebut.
Saya ambil langsung dalam kata-kata mereka, tanpa saya edit sedikitpun – karena disamping mereka lebih mahir dalam pengungkapan apa yang mereka alami – merekalah yang bener-bener berbuat.  Berikut berita-berita awal perjalanan mereka; insyallah secara berkala akan saya ampilkan di situs ini - langsung dari saudara-saudara kita yang ada di kapal tersebut :
Ancaman Israel Dibalas Gemuruh Takbir dan Tahlil di Pelabuhan Istanbul
Dzikrullah, Santi Soekanto, dan Surya Fachrizal
Sahabat Al-Aqsha & Hidayatullah.com--ISTANBUL--Israel mengancam akan mengerahkan 2 atau 3 kapal berisi rakyatnya yang bersenjata dengan tujuan menghalangi masuknya kafilah kapal-kapal kemanusiaan ke Gaza.
Kabar ancaman yang disampaikan oleh Presiden IHH (lembaga kemanusiaan internasional terbesar di Turki) Bulent Yildirim itu dijawab oleh sekitar 5 ribu orang dengan meneriakkan takbir dan tahlil saat melepas kapal utama Konvoi Kemanusiaan “Lifeline for Gaza” meninggalkan dermaga pelabuhan Sarayburnu, Istanbul, siang tadi (22/5).
Kapal Mavi Marmara yang bercat putih dan biru muda dan berbendera Turki itu berlayar menuju selatan tepat jam 2 siang (jam 6 sore WIB), menuju pelabuhan Antalya, dan rencananya pada hari Selasa akan melanjutkan perjalanan menembus kepungan Angkatan Laut Israel ke Gaza bersama dengan 8 kapal lainnya dari Turki, Yunani, dan Inggris.
Kafilah kapal kemanusiaan  ini ditumpangi oleh lebih dari 700 orang aktivis kemanusiaan, anggota parlemen, dan wartawan dari 42 negara. Dari Indonesia telah hadir di Istanbul tim dari KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina), MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) dan Sahabat Al-Aqsha.Kafilah kapal kemanusiaan ini membawa muatan lebih dari 20 ribu ton bantuan kemanusiaan berupa bahan bangunan seperti semen dan besi, obat-obatan, peralatan rumah sakit, peralatan sekolah dan kebutuhan gizi balita dan bayi-bayi di Gaza.
Bertolaknya Kapal Marvi Marvara diiringi dengan dentuman puluhan mercon berukuran besar yang diledakkan di dekat buritan kapal pesiar berkapasitas 1000 orang itu. Di atas kapal, beberapa peserta konvoi menyalakan asap-asap pengirim sinyal darurat beraneka warna. Di dek belakang kapal ratusan balon berwarna merah-hitam-putih-hijau seperti bendera Palestina dilepas.
Para hadirin yang terdiri dari pemuda, pemudi, orangtua dan anak-anak sudah berkumpul di dermaga sejak jam 9 pagi menyambut diangkatnya jangkar Mavi Marmara dengan pekik yang membahana, “Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar.. Laa ilaaha illa Allahu Allahu Akbar!” Mereka tak henti-hentinya mengibarkan bendera-bendera Palestina, Turki, bendera Tauhid dan bendera negara-negara yang diwakili oleh para peserta konvoi.
Pada saat yang sama lebih dari 20 kapal berukuran kecil yang dipenuhi pemuda-pemudi Turki ikut melepas bertolaknya Mavi Marmara (yang berarti Marmara Biru, diambil dari nama laut Istanbul) menuju Gaza. Mereka ikut meneriakkan yel-yel membela Palestina serta takbir dan tahlil sambil mengibar-kibarkan bendera Palestina dan Turki.
Sudah lebih dari 3 tahun Gaza diembargo secara internasional oleh Israel, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa akibat rakyat Gaza memilih untuk melawan penjajah Israel. Negara Zionis Israel didirikan di atas tanah Palestina sejak 63 tahun yang lalu, dan sejak itu mempertahankan keberadaannya dengan teror, penculikan, penyiksaan, pembunuhan, perampasan rumah dan tanah, serta penghancuran harta benda rakyat Palestina.* 
Presiden IHH, Bulent Yildirim:
“Tidak ada Senjata, Hanya 150 ribu Batang Pensil!”
Dzikrullah, Santi Soekanto, dan Surya Fachrizal
Sahabat Al-Aqsha & Hidayatullah.com—ISTANBUL--Dalam pidatonya di dermaga Sarayburnu, pelabuhan Istanbul, di tepi Selat Bosforus siang tadi (22/5), Presiden Insani Yardim Fakvi (IHH) Bulent Yildirim menyeru kepada para pemimpin dunia, “Wahai para pemimpin negara-negara, wahai para pemimpin Organisasi Konferensi Islam, wahai para pemimpin Amerika dan Eropa, wahai Mahmud Abbas, Anda melihat siaran TV Turki dan TV dunia memancarkan pelepasan kapal ini. Hari ini tolong ucapkanlah sesuatu untuk membantu Palestina, bahwa kami pergi ke Palestina untuk membantu palestina. Katakan kepada dunia bahwa Palestina yang sedang dijajah dan dizalimi perlu dibantu dan katakan kepada Israel, jangan cegah kedatangan kapal-kapal ini!”
Bulent menyampaikan bahwa Israel telah berkali-kali mengeluarkan ancaman akan mencegah dan menyerang kafilah kapal-kapal kemanusiaan Lifeline for Gaza. Kafilah ini terdiri dari 9 kapal yang akan bergabung dari Turki, Yunani, dan Inggris yang pada hari Selasa (25/5) mendatang akan bergabung di perairan Cyprus di Laut Tengah untuk selanjutnya menuju Gaza. Kapal-kapal ini membawa lebih dari 20 ribu ton bantuan kemanusiaan.
Menurut Bulent, sama sekali tidak ada hal buruk yang dilakukan oleh kapal-kapal kemanusiaan ini. Dan menurutnya, yang buruk adalah mereka yang secara sengaja akan menyerang kapal-kapal ini dengan senjata. “Teroris adalah mereka yang menyerang kapal-kapal bantuan kemanusiaan yang bermaksud baik dengan menggunakan senjata,” kata Bulent di tengah rintikan gerimis yang kian deras.
Ancaman yang terakhir, menurut Bulent, kelompok-kelompok masyarakat Yahudi radikal mengancam akan mengerahkan 2 atau 3 kapal berisi rakyat Israel bersenjata untuk menghadapi kafilah ini. “Bayangkan, mereka mengancam kita dengan kekerasan persis seperti bajak laut,” tukasnya.
“Apakah yang akan Amerika lakukan terhadap kami jika kapal-kapal kemanusiaan ini dirampok oleh Israel? Kapal-kapal ini tidak bawa senjata, kami hanya membawa 150 ribu batang pensil agar anak-anak Gaza tetap bisa belajar,” tukasnya.* 
“Insya Allah Kita Mencapai Gaza, Walau Harus Berenang!”
Dzikrullah, Santi Soekanto, dan Surya Fachrizal
Go to Gaza
Sahabat Al-Aqsha & Hidayatullah.com—ISTANBUL—Diantara yang memberikan sambutan saat upacara besar melepas keberangkatan kafilah kapal kemanusiaan Lifeline for Gaza di dermaga Sarayburnu, Istanbul, siang tadi (22/5) adalah Syeikh Raid Salah, ulama Palestina yang sudah berkali-kali dijebloskan penjara dan disiksa oleh Israel.
Syeikh Ra’id akan ikut serta dalam kafilah kapal kemanusiaan ini. Dalam sambutannya, Syeikh Ra’id meminta izin kepada yang hadir khususnya ribuan warga Turki, untuk menyampaikan kepada para anak yatim, janda-janda, orang cacat, orang sakit, dan seluruh warga Gaza, bahwa mereka tidak sendirian akibat diembargo oleh Israel dan Amerika Serikat.
“Tunggulah wahai saudara-saudaraku warga Gaza, kami akan datang menemani kalian yang sedang tertimpa kezaliman!” teriak pria yang murah senyum ini.
Sementara itu dari kawasan Asia Tenggara, Noorazman Mohd Syamsuddin dari Haluan Malaysia, memberikan sambutan mewakili masyarakat Malaysia dan Indonesia.  Di depan ribuan hadirin Noorazman mengatakan, bahwa rakyat Malaysia dan Indonesia telah menyatakan perasaan bencinya kepada embargo ini dengan memberikan infaq, melakukan demonstrasi, serta member dukungan penuh bagi kafilah kemanusiaan ini.
Noorazman mendoakan agar berkah Allah terlimpah kepada harta mereka yang telah mendukung kafilah kemanusiaan ini.
“Saya berdiri di sini mewakili lebih dari 50 organisasi masyarakat besar di Malaysia dan Indonesia yang jumlah penduduknya hamper 300 juta jiwa,” katanya dalam bahasa Inggris. Noorazman menegaskan, karena besarnya amanah itu, maka tekad mereka untuk menyampaikan amanah itu pun sangat besar. Meskipun diancam oleh Israel, mereka akan berusaha mencapai Gaza, “Walaupun kami terpaksa harus berenang ke pantai Gaza!”***
Sekian laporan hari ini ====
Last Updated on Sunday, 23 May 2010 06:12
 
Copyright © 2010 Gerai Dinar. All Rights Reserved.