Kamis, 24 Desember 2009

BI Ubah Desain Uang Rp 10.000

24 Desember 2009

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) akan mengubah desain uang pecahan Rp 10.000 yang semula berwarna merah keunguan menjadi kebiruan. Bank sentral juga akan mengubah fitur pengaman uang bergambar Sultan Mahmud Badaruddin II dan rumah limas.

Deputi Gubernur BI Budi Rochadi mengatakan perubahan desain tersebut bertujuan agar masyarakat tidak keliru membedakan uang Rp 10.000 dan Rp 100 ribu. Pada tahap awal, akan dicetak lebih dari 500 juta lembar. ”Secepatnya kita cetak yang baru,” ujarnya, kemarin.

Dia menambahkan BI akan mencetak uang koin baru nominal Rp 1.000. Rencananya, koin Rp 1.000 itu akan menggantikan uang kertas Rp 1.000. Namun, penarikan terhadap uang kertas belum dilakukan, menunggu kebutuhan masyarakat. ”Untuk sementara masih sejajar. Uang koin ada, uang kertas masih ada. Tetapi nanti akan ada penarikan uang kertas Rp 1.000 sedikti demi sedikit,” jelasnya.

Keuntungan mencetak uang logam meski biayanya lebih mahal dibandingkan dengan uang kertas, adalah uang logam lima kali lipat lebih awet.
Sebelumnya, Deputi Direktur Direktorat Pengedaran Uang BI Yopie D Alimudin mengatakan selama ini sirkulasi uang logam jarang kembali ke BI. Mencetak uang koin biayanya lebih mahal daripada uang kertas. ”Kami harapkan usia edarnya lama, namun hilangnya di masyarakat menjadi lebih mahal,” ungkapnya.

Dia mencontohkan uang koin Rp 100 mempunyai nilai intrinsik Rp 74. Namun, uang koin Rp 1.000 nilai intrinsiknya Rp 300. Pada uang kertas paling mahal Rp 100.000 yang nilai intrinsiknya Rp 1.000.(bn-27)

http://suaramerdeka.com
Bagi Anda pengguna ponsel, nikmati berita terkini lewat http://m.suaramerdeka.com
Dapatkan SM launcher untuk BlackBerry http://m.suaramerdeka.com/bb/bblauncher/SMLauncher.jad

Sabtu, 12 Desember 2009

KIAT-KIAT MERAIH KHUSNUL KHOTIMAH


Oleh Ustad Agus Efendi, Sag
Seluruh manusia pasti menyadari bahwa kematian pasti akan datang menemui kita tanpa kecuali.  Ada  beberapa  orang  yang menyikapinya dengan cuek-cuek saja, kadang ingat kadang tidak, dan ada yang  sangat  mempersiapkan  diri  menghadapi  kematian dengan banyak bekal kebaikan (amal sholeh).  Adapun  kiat-kiat  untuk menggapai kematian yang baik (khusnul khotimah) ada 7 hal yang minimal harus diraih oleh umat Islam. Antara lain:
Pertama, “Istiqomah” dalam melaksanakan kebaikan (amal sholeh).
Firman Alloh : “Sesungguhnya  orang-orang  yang  mengatakan : ‘Tuhan kami ialah Alloh’ kemudian  mereka  meneguhkan  pendirian  mereka,  maka  malaikat  akan turun kepada mereka dengan mengatakan : “ Janganlah  kamu  takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah  mereka  dengan  jannah (surga)  yang  telah  dijanjikan Alloh kepadamu.” (QS Fushilat:30)
Kedua, “Taqwa”  yaitu  menjalankan  seluruh  aturan  Alloh  dan RosulNya sesuai dengan  kemampuannya masing-masing. Hai orang-orang yang beriman,  bertaqwalah  kepada Alloh dengan sebenar-benar taqwa kepadaNya, dan  janganlah  sekali-kali  kamu  mati  melainkan dalam keadaan beragama Islam (QS Ali Imron:102)
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Alloh, Kami akan memberimu Furqaan, dan  Kami akan  jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Alloh mempunyai karunia yang besar. (QS Al.Anfal:29)
Ketiga, “Berbaik sangka kepada Alloh SWT”
“Jauhkanlah  dirimu  dari  prasangka  buruk, sebab prasangka buruk adalah ucapan yang paling bohong.” (muttafaq alaihi)
Keempat: Jujur dalam segala aktifitas kehidupan.
Hendaknya  kamu  selalu  benar (jujur).  Sesungguhnya   kebenaran   membawa  kepada kebajikan  dan  kebajikan  membawa  ke  surga. Selama  orang benar dan selalu memilih kebenaran, dia  tercatat di sisi  Alloh sebagai orang yang benar (jujur).  Hati-hatilah terhadap dusta, sesungguhnya  dusta  membawa  kepada kejahatan dan kejahatan membawa kepada neraka.  Selama  seseorang  dusta  dan  selalu  memilih dusta, dia tercatat di sisi Alloh sebagai seorang pendusta (pembohong) (HR Bukhori)
Kelima, Taubat,  bersegeralah  pada  ampunan  Alloh  sebelum  nyawa sampai di kerongkongan.  “Sesungguhnya  Alloh  SWT  membentangkan  tanganNya di waktu siang untuk menerima  taubat  orang  yang  bersalah  di  waktu  malam  hingga  terbit   matahari  dari sebelah barat.” (HR Imam Muslim)
Keenam, Melayat ke rumah duka.
Ketujuh, berusaha menghindari sebab-sebab kematian yang tidak baik. seperti :
- banyak melakukan kesyirikan ( menjaga aqidah)
- menunda-nundataubat
- panjang angan-angan
- bergelimang maksiat
- berprasangka buruk kepada Alloh dalam menerima musibah.
- Sangat mencintai keduniaan.
- banya melakukan aktivitas (fisik, pemikiran dan hati) yang tidak berguna.

Kedelapan, memperbanyak doa :
1. Hablii hukmaw wa al hiqniy bish shoolihiin
    (Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang
    saleh) (QS Syu’araa:83)
2. Allohummaj’al khoyro ‘umrii aakhirohu wa khoyro ‘amalii khowaatiimahu wa khoyro ayyaamii yawmal
    liqoo’ika. (Ya Alloh jadikanlah sebaik-baik umurku pada ujungnya dan sebaik-baik amalku pada akhir
    hayatku, dan (jadikanlah) sebaik-baik hariku yaitu hari ketika aku bertemu dengan Mu (dihari kiamat)
    (HR Ibnus Syunny)
3.Ya Alloh, akhirilah hidup kami dengan husul khotimah, dan jangan Kau akhiri hidup kami dengan suu’ul
   khotimah (akhir yang buruk).

Tanda-tanda khusnul khotimah
  1. Mengucapkan syahadat menjelang kematiannya.
  2. Meninggal dalam keadaan berkeringat di dahi (keningnya)
  3. Mati syahid di medan jihad
  4. Mati sebagai tentara di jalan Alloh
  5. Meninggal dengan sebab sakit tha’un (pes/sampar)
  6. Meninggal karena tenggelam
  7. Seorang wanita yang meninggal pada masa nifasnya
  8. Meninggal karena terbakar.
  9. Meninggal dalam rangka mempertahankan harta yang akan dirampas
10. Meninggal karena mempertahankan agama
11. Meninggal karena mempertahankan jiwa
12. Meninggal sebagai murobith (pasukan yang berjaga di daerah perbatasan) dalam medan perang
      di jalan Alloh
13. Meninggal di atas amalan sholih
      Dll
Wallahu a’lam bishawab
Disampaikan dalam kuliah Ahad pagi 6 Desember 2009 di Gedung Dakwah Kowangan Temanggung

Jumat, 04 Desember 2009

Menjaga Akidah dari Aliran Sesat II


Menyambung prinsip pertama dalam berkomitmen terhadap Islam, yaitu mengislamkan aqidah kita, maka pada prinsip kedua adalah mengislamkan ibadah kita.
Didalam Islam, ibadah merupakan puncak ketundukan dan pengakuan atas keagungan dzat yang diibadahi. Ibadah merupakan tangga penghubung antara Al Kholiq (Pencipta) dengan makhluknya. Ibadah juga memiliki dampak yang besar pada diri manusia dalam berinteaksi dengan sesama makhlukNya. Dalam hal ini sama saja antara Rukun Islam (Syahadat, shalat, puasa, zakat, haji) dengan seluruh ibadah lainnya yang dilakukan manusia yang ditujukan untuk mencapai ridloNya dan melaksanakan syari’atNya

Logika Islam menghendaki agar seluruh kehidupan merupakan pengabdian (ibadah) dan ketaatan. Dan itulah yang dimaksud dengan firman Alloh :
“Dan tidak lah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaKu. Aku tidak menginginkan rizki dari mereka dan Aku tidak menginginkan mereka memberi makan kepadaKu. Sesungguhnya Alloh, Dia-lah pemberi rizki yang memiliki  kekuatan yang kokoh.” (QS Adz Zariyat:6)

Dan firmannya :”Katakanlah : Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Alloh, Tuhan semesta alam.” (QS Al An’am:162)

Untuk itu agar kita dapat mengislamkan ibadah kita, maka kita harus :
  1. Menjadikan ibadah saya hidup dan bersambung kepada Alloh, dzat yang kita ibadahi dan ini merupakan taraf ihsan dalam ibadah. Rosululloh saw pernah ditanya tentang  ihsan, beliau menjawab :  “ engkau beribadah kepada Alloh (dengan sikap) seolah - olah engkau melihatNya.Maka jika engkau tidak dapat melihatNya,sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR Bukhori dan Muslim)
  2. Menjadikan ibadah kita khusyu’ sehingga kita dapat merasakan hangatnya hubungan dan mesranya kekhusyu’an. A’isyah ra mengatakan :” Adalah Rosululloh saw berbicara dengan kami dan kamu berbicara dengan beliau. Tetapi apabila datang waktu shalat,seolah-olah beliau tidak     mengenal kami dan kami tidak mengenal beliau.” (HR Al Azdy).  Inilah yang diisyaratkan oleh sabda Rosululloh saw sbb : “Betapa banyak orang yang shalat, tetapi hanya mendapat bagian kelelahan dan kepenatan.” (HR An Nasa’i).     “Betapa banyak orang yang shaum(puasa) hanya mendapat bagian lapar dan dahaga”   (HR An Nasa’i)
  3. Beribadah dengan hati yang hadhir (penuh kesadaran) dan menjauhkan pemikiran tentang kesibukan dunia dan problematikanya yang terjadi disekitar kita.
  4. Tidak pernah merasa puas dan kenyang dengan beribadah. Kita harus mendekatkan diri kepada Alloh dengan ibadah-badah nafilah/sunah. Sesuai firman Alloh dalam hadits qudsy : “ Barang siapa yang memusuhi wali (kekasih) Ku, maka sungguh Aku telah mengumumkan perang terhadapnya. Dan tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepada Ku dengan sesuatu perbuatan yang lebi Aku cintai daripada apa-apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan seorang hambaKu terus menerus mendekatkan diri kepada Ku dengan ibadah-ibadah nafilah (sunah) sehingga Aku mencintainya. Maka jika Aku mencintainya, Akulah pendengarannya yang dengannya ia mendengar; Aku lah penglihatannya yang dengannya ia melihat; Akula tangannya yang dengannya ia memukul; dan Akulah kakinya dang dengannya ia berjalan. Kalau ia meminta kepada Ku, niscaya Aku beri dan jika ia meminta perlindungan kepada Ku niscaya Aku lindungi.” (HR Muslim)
  5. Memelihara qiyaamullail (shalat malam) dan melatih diri agar terbiasa melakukannya. karena qiyaamullail merupakan salah satu pembangkit iman yang paling kuat    diantara ibadah-ibadah nafilah yang dianjurkan secara kontinyu.  Firman-firmannya :   “Sesungguhnya bangun diwaktu malam itu lebihbesar pengaruhnya dan bacaan di    waktu itu lebih berkesan” ( QS Al Muzamil:6)     “Keadaan mereka (orang mu’min) sedikit tidur dimalam hari dan dipagi hari mereka     beristighfar.” (QS Adz Dzariyat: 17-18)     “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Rabb nya dengan penuh rasa takut dan harap dan mereka menginfakkan sebagian  rizki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS As Sajadah: 16).
  6. Mempunyai waktu khusus untuk mengkaji dan merenungkan Al Quraan terutama di waktu subuh karena Alloh berfirman : “Sesungguhnya bacaan Al Quraan di  waktu subuh itu disaksikan (oleh para malaikat).” (Al Isro’ :78) Sabda rosul : “Sesungguhnya Al Quran ini hidangan dari Alloh, maka terimalah hidanganNya semampu kamu. Sesungguhnya Al Quran ini tali Alloh, cahaya yang menerangi dan obat yang ampuh.Ia (Al Quran) merupakan pelindung bagi yang     memegang teguhnya, dan penyelamat bagi yang mengikutinya. Ia tidak menyimpang dan tidak bengkok. Keajaiban-keajaibannya tidak pernah berakhir. Tidak akan usang karena banyak dibaca. Bacalah ia, karena sesungguhnya Alloh akan memberi pahala kepadakalian atas bacaannya, satu huruf dengan sepuluh kali lipat kebaikan. Aku tidak mengatakan bahwa Alif laam miim satu huruf.”   (Diriwayatkan oleh Al Hakim).
  7. Menjadikan doa sebagai mi’roj (naik ke langit) kita kepada Alloh dalam setiap urusan kehidupan, karena doa itu sumsum ibadah. Dan kita harus memelihara doa yang dicontohkan Rosululloh. Firman Alloh : “Berdoalah kepada Ku niscaya Aku mengabulkan untuk kalian.” (QS Al Ghofur: 60)
         Bersambung

Rabu, 02 Desember 2009

Menjaga Akidah dari Aliran Sesat



Sehubungan dengan maraknya aliran keagamaan/kepercayaan yang dinyatakan sesat oleh MUI ( Majelis Ulama Indonesia ) dan berbagai serangan terhadap akidah umat Islam melalui berbagai media maka kami ingin turut serta dalam melawan perusakan akidah tersebut dengan menerbitan Edisi Khusus Swara Dakwah yang memuat tentang Akidah Islam. Apa yang kami sampaikan ini diambil dari sebuah buku yang ditulis oleh Fathi Yakan dengan judul Madza Ya’ni Intima-I Lil Islam dan diterjemahkan  oleh Yasir Miqdad dengan judul Komitmen Muslim.
Akidah /Prinsip dasar Islam (Bagian I )
Komitmen kepada Islam bukanlah  komitmen warisan atau keturunan. Bukan pula sebatas penampilan luar apalagi sekedar KTP nya saja yang Islam. Melainkan komitmen kepada ajaran Islam, komitmen kepada Islam dan menyesuaikan diri dengan Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Berikut ini akan dijelaskan secara ringkas sifat-sifat yang harus dimiliki oleh setiap muslim agar komitmennya kepada Islam menjadi sehat dan benar.
Firman Alloh :”Dia (Alloh) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim dari dulu. Dan begitu pula dalam Al Quraan ini supaya Rosul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu menjadi saksi atassegenap manusia”
Syarat pertama dalam berkomitmen kepada Islam adalah : Aqidah seorang muslim harus lurusdan benar sesuai tuntunan kitabulloh ( Al Quran) dan sunnah Rosululloh saw. Ia harus mengimani apa-apa yang diimani oleh para salafussholih (orang-orang  sholeh terdahulu) dan para imam yang telah diakui kebaikkannya, kesholihannya, ketaqwaannya serta pemahamannya yang lurus terhadap agamaAlloh ini.
Agar saya dapat mengislamkan aqidah saya, maka wajib bagi saya untuk :
1.       Mengimani bahwa pencipta alam semesta ini adalah Alloh yang Maha Bijaksana, Maha Kuasa, maha mengetahui dan berdiri sendiri. Dengan bukti bahwa alam semesta ini begitu indah, akurat/tepat, dan serasi. Setiap bagiannya membutuhkan bagian yang lain. Tidak mungin alam ini bisa bertahan tanpa pengendalian dari Alloh yang Maha Tinggi lagi Maha Kuasa. Firman Alloh :”Kalau saja di langit dan di bumi itu ada tuhan-tuhan lain selain Alloh, niscaya akan hancurlah keduanya . Maka Maha Suci Alloh pemilik ‘Arsy dari segala yang disifati oleh orang musyrik.” ( Al Anbiya’:22).
2.       Mengimani bahwa Al Kholiq ( sang Pencipta) menciptakan alam semesta ini tidaklah dengan sia-sia dan percuma, karena Dzat yang memiliki sifat kamal(kesempurnaan) tidak mungkin melakukan sesuatu yang sia-sia. Dan mustahil seseorang dapat memahami secara rinci tujuan Alloh menciptakan mahluk kecuali melalui penjelasan utusanNya dan wahyu. Firman Alloh : “Apakah kalian mengira bahwa Kami menciptakan kalian sia-sia dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami ? Maka maha Tinggi Alloh, Raja yang sebenarnya. Tiada ilah selain Dia. Yang memiliki ‘Arsy yang mulia.” (Al Mu’minun 115-116)
3.       Mengimani bahwa Alloh telah mengutus para Rosul dan menurunkan kitab-kitab untuk memperkenalkan Dzat-Nya kepada manusia, menjelaskan tujuan penciptaan, serta menjelaskan asal dan tempat kembali mereka kelak. Penutup para Rosul yang mulia adalah Muhammad saw yang Alloh dukung dengan mu’jizat abadi yaitu Al Quraan. Firman Alloh : “ Dan sungguh kami telah utus pada setiap umat seorang Rosul (yang memerintahkan) : Sembahlah Alloh dan jauhilah thoghut (sesembahan selain Alloh)” (An Nahl : 36)
4.       Mengimani bahwa tujuan diciptakannya manusia adalah untuk mengenal, mengabdi dan taat kepada Alloh swt seperti yang Dia terangkan; “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar merekamengabdi kepada Ku. Aku tidak menginginkan rizki dari mereka dan Aku tidak menginginkan mereka memberi makan kepadaKu . Sesungguhnya Alloh, Dialah pemberi rizki yangmemiliki kekuatan yang kokoh.” (Adz Dzariyat : 56-58)
5.       Mengimani bahwa balasan mu’min (orang beriman) adalah jannah(surga) dan bagi orang kafir dan orang ma’siat adalah neraka. “Segolongan berada disurga dan sebagian lagi di neraka”. (Asy Syuro:7)
6.       Mengimani bahwa manusia yang melakukan kebaikan maupun kejahatan atas pilihan dan kehendak mereka sendiri. Akan tetapi ia tidak dapat melaksanakan kebaikan kecuali dengan taufiq dari Alloh swt dan tidak melakukan kejahatan atas paksaan dari Alloh swt. Semuanya terjadi dalam lingkup perkenan dan kehendak Nya semata. Firman Alloh: “Dan demi jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Alloh mengilhamkan kepada jiwa itu kejahatan dan ketaqwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikannya. Dan sungguh merugilah orang yang mengotorinya”. (Asy Syams:7-10) dan “Setiap diri bertanggung jawab atas apa-apa yang telah diperbuatnya”. (Al Mudatsir:38)
7.       Mengimani bahwa tasyri’ (pembuatan hukum) hanyalah hak Alloh semata yang tidak boleh dilangkahi. Dan bahwa seseorang orang muslim yang ‘alim(mempunyai cukup ilmu) dibolehkan berijtihad dalam mengambil kesimpulan (istibath) hukum dalam lingkup yang disyariatkan Alloh. Firman Alloh : “Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka putusannya (terserah) kepada Alloh. Itulah Robb-ku (Tuhanku). Kepadanya aku bertawakal dan kepadaNya aku kembali (AsySura:10)
8.       Mengetahui nama-nama serta sifat yang layak dan sesuai dengan keagungan Alloh. Hadist : “Dari Abu Hurairah ra. Katanya : Telah bersabda Rosul saw: Sesungguhnya Alloh mempunyai 99 nama, tidak seorangpun menghafalnya melainkan iapasti masuk surga. Dan Alloh itu witir (ganjil) dan mencintai yang witir.” (Diriwayatkan oleh Al Bukhory dan Muslim).
9.       Merenungkan ciptaan Alloh dan bukan DzatNya (wujud/bentuknya), dalam rangka mengikuti perintah Rosululloh saw : “Berpikirlah tentang ciptaan Alloh, dan janganlah kalian berfikir tentang DzatNya.” (Diriwayatkan Abu Nu’aim dalam Al Hilyah” dan oleh Al Asbahany dalam At Taghrib WatTarhib)
10.   Meyakuni bahwa pendapat ulama terdahulu (salafushalih) lebih utama diikuti untuk menutup peluang ta’wil dan ta’hil (menafsirkan ayat) sertamenyerahan maksna hakiki dari nama-nama dan sifat Alloh itu hanya kepadaNya. Dan jangan menghakimi pendapat/tafsir ulama generasi yang datang kemudian sebagai kafir atau fasik. Dan jangan menjadikan perbedaannya sebagai perdebatan yang berkepanjangan.
11.   Mengabdi kepada Alloh dengan tidak menyekutukan sesuatu dengan Nya, sesuai misi dakwah yang dibawa setiap Rosul. Firman Alloh “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang Rosul arag mereka menyeru : Mengabdilah (sembahlah) Alloh saja, dan jauhilah thoghut (sesembahan selain Alloh).
12.   Merasa takut kepada Alloh dan tidak merasa takut kepada selain Dia, sehingga terdorong untuk menjauhi yang dibenciNya dan diharamkanNya. Firman Alloh :”Barang siapataat kepada Alloh dan Rosulnya, takut olehNya, dan takwa kepadaNya, maka merekalah orang-orang yang menang.” (An Nur:52) dan : “Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Alloh yang tidak Nampak bagi mereka, bagi mereka ampunan dan pahala yangbesar.” (Al Mulk:12).
13.   Berdzikir (ingat) kepadaNya secara kontinyu. Dzikirmerupakan obat spiritual yang ampuh dan senjata yang hebat untuk menghadapi sega tantangan zaman dan segala bencana yang menimpa kehidupan. Firman Alloh : “Orang-orang yang beriman dan hari mereka menjadi tentram dengan dzikirkepada Alloh. Ketahuilah bahwa dengan dzikir kepada Alloh lah hati bisa menjadi tentram.” (Ar Ra’d:28) dan : “Barang siapa yang berpaling dari dzikir kepada Yang Maha Pemurah, Kami adakan baginya syaitan. Maka syaitanlah yang menjadi taman baginya. Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.” (Az Zukhuf:36-37)
14.   Mencintai Alloh sampai hati kita dikuasai olehNya dan terkait erat dengannya sehingga mendorong diri saya untuk terus menambah amalbaik, berkorban dengan berjihat di jalanNya dan jangan sampai terhalang oleh nikmat dunia. Firman Alloh : “Katakanlah wahai Muhammad, jika bapak-bapak kalian, anak-anak kalian, saudara-saudara kalian, istri-istri kalian, keluarga kalian, harta yang kalian telah peroleh, perniagaan yang kamu takuti kerugiannya serta tempat-tempat tinggal yang kamu sukai itu lebih kalian cintai dari pada Alloh, RosulNya dan jihad di jalanNya , maka tunggulah sampai Alloh menurunkan adzabNya. Dan Alloh tidak member petunjuk kepada orang-orang yang fasiq” (At Taubah:24).
15.   Bertawakal kepada Alloh dalam segala urusan. Sikap ini akan menumbuhkan kekuatan jiwa dan semangat yang membuat kesulitan seperti apapun menjadi mudah. FirmanNya : “Barang siapa bertawakal kepada Alloh, maka cukuplah Alloh menjadi pelindungnya.” (Ath Tholaq:3)
16.   Bersyukur atas nikmat Alloh yang tak terhitung banyaknya. firmanNya : “Dan ingatlah tatkala Robb mu memaklumkan : Sesungguhnya jika kamu bersyukur niscaya kami tambah kenikmatan bagi kamu dan jika kamu mengingkari nikmatKu, maka sesungguhnya adzabku sangat pedih (Ibrahim:7).
17.   Beristighfar (memohon ampunan dosa) kepada Nya secara terus menerus, karena istighfar dapatmenghapus kesalahan,memperbarui taubat, dan imanserta dapat menumbuhkan perasaan tenang dan tentram. Firman Alloh : “Dan orang-orang yang apabila telah melakukan perbuatan keji atau mendzalimi diri mereka sendiri, mereka ingat kepada Alloh lalu memohon ampunan kepadaNya atas segala dosanya. Dan tidak ada yangmengampuni dosa-dosa selain Alloh . Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosanya itu sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya pengampunan dari Robb mereka.” (Ali Imron:135)
18.   Menyadari bahwa diri saya selalu dimonitor oleh Alloh kapan saja dan dimana saja berada, sesuai firman Alloh : “Dan tiada pembicaraan antrara tiga orang, melainkan Dia-lah yangkeempat. Dan tiada (pembicaraan antara) limaorang melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tiada pula pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak melainkan Dia ada bersama mereka dimanapun mereka berada . Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka padahari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahu atas segalasesuatu.” ( AlMujadalah:7).
Demikian apa yang dapat kami sampaikan dalam rangka menjaga dan meluruskan akidah umat Islam pada kesempatan lain Insya Alloh akan kami sampaikan pula tentang apa yang harus kita lakukan jika kita telah berkomitmenkepada Islam yang meliputi mengislamkan ibadah kita, Akhlak kita, rumah tangga kita, mampu melawan hawa nafsu dan keyakinan bahwa hari esok adalah mejadi kejayaan umat Islam.
Wallohu a’lam bishowab.

Selasa, 01 Desember 2009

Menolak Islam, tolak produk mereka

Rakyat Swis menolak menara masjid didirikan di Swis dengan alasan menara masjid adalah simbol islamisasi. Mereka menganggap bendera Swis harus tegak dengan semangat kristen. Bagi saya yang muslim perilaku islamophobia rakyat Swis adalah sikap anti demokrasi yang menjadi keyakinan utama mereka. Inilah wajah ganda demokrasi di Eropa yang menampakan bopengnya. Bahkan si Wilder akan meng copy cara ini di Belanda, mungkin juga ke seluruh Eropa di mana Muslim adalah minoritas. Marilah kita kurangi menggunakan produk mereka yang memusuhi Islam secara konsisten. Pukul mereka tepat di dompetnya. Semoga Alloh melindungi kita dan Saudara kita di manapun berada.